![](/uploads/2022/12/hybrid-university-hospital-based-untuk-atasi-krisis-dokter-spesialis-prof-djoko-santoso-400x300.jpg)
Opini
- Sort by :
- Subcategory /
- Date
![](/uploads/2022/12/hybrid-university-hospital-based-untuk-atasi-krisis-dokter-spesialis-prof-djoko-santoso-400x300.jpg)
A Hybrid University-Hospital Based Medical Education to Overcome Scarcity of Specialists
- Opini
- /
- 04/02/2023
Budi Gunawan Sadikin, Minister of Health, made a startling statement at the end of 2022: we are experiencing a shortage of specialist doctors. The number of specialist doctors available is insufficient to meet national demands. Furthermore, the distribution of specialist doctors is uneven, with the majority concentrated in major cities. We require the deployment of thousands of specialist doctors to small towns, areas outside of Java, as well as remote and underdeveloped areas. According to the Minister, one regional public hospital requires at least seven specialist doctors. According to WHO eligibility standards, Indonesia requires at least one doctor for every 1,000 people, or 1 : 1,000. Indonesia, with a population of approximately 275 million people, requires approximately 275,000 doctors.
![](/uploads/2023/01/mendorong-kedokteran-presisi-kompas-prof-djoko-santoso-1-400x300.jpg)
Mendorong Kedokteran Presisi
- Opini
- /
- 18/01/2023
Kedokteran presisi merupakan metode optimalisasi layanan medis, baik untuk pencegahan maupun pengobatan tepat sasaran, dengan memanfaatkan kemajuan disiplin ilmu lain. Ini episode terbaru dari evolusi ilmu kedokteran. Belum lama ini, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyebutkan, ”kedokteran presisi” menjadi keniscayaan untuk layanan kesehatan masa depan. Kedokteran presisi akan memungkinkan tiap pasien mendapatkan penapisan yang lebih sensitif, diagnosis yang lebih tepat, serta tindakan medis dan pengobatan yang lebih efektif. Ini disampaikan Dante pada pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Kompas, 23/8/2022).
![](/uploads/2022/12/hybrid-university-hospital-based-untuk-atasi-krisis-dokter-spesialis-prof-djoko-santoso-400x300.jpg)
Hybrid University-Hospital Based untuk Atasi Krisis Dokter Spesialis
- Opini
- /
- 30/12/2022
MENUTUP tahun 2022, belum lama Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin membuat pernyataan menohok: kita mengalami krisis dokter spesialis. Jumlah dokter spesialis yang ada sangat tidak cukup untuk melayani kebutuhan nasional. Apalagi distribusinya juga tidak merata, masih terkonsentrasi pada kota-kota besar. Butuh ribuan dokter spesialis untuk didistribusikan ke kota-kota kecil, wilayah luar Jawa, dan daerah terpencil serta tertinggal. Kata Menkes, satu RSUD butuh setidaknya tujuh dokter spesialis. Menurut standar kelayakan WHO, untuk Indonesia dibutuhkan setidaknya seorang dokter untuk seribu penduduk, atau 1:1.000. Dengan penduduk sekitar 275 juta, Indonesia membutuhkan sekitar 275.000 dokter. Menurut data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Oktober 2022, ada 143.900 dokter umum yang memiliki surat tanda registrasi (STR) dan aktif berpraktik, atau baru sekitar 52% dari kebutuhan.
![](/uploads/2022/12/2023-health-agenda-400x300.jpg)
2023 Health Agenda
- Opini
- /
- 16/12/2022
Let's close 2022 with optimism, hopefully the pandemic status of COVID-19 can be revoked in 2023. And we hope that the health transformation will increase Indonesia's health resilience. We also hope that there can be a solution to the pros and cons regarding the Health Bill (RUU). Recently, there was a wave of protests against the Omnibus Health Bill, which was an initiative of the House of Representatives (DPR). Several health and medical professional institutions, such as the Indonesian Doctors Association (IDI), the Indonesian Dentists Association (PDGI), the Indonesian Pharmacist Association (IAI), the Indonesian National Nurses Association (PPNI), the Indonesian Association of Medical Laboratory Technologists (Patelki) and the Indonesian Midwives Association (IBI) voiced their anxiety.
![](/uploads/2022/12/agenda-kesehatan-2023-400x300.jpg)
Agenda Kesehatan 2023
- Opini
- /
- 14/12/2022
Selain RUU Kesehatan yang kontroversial, ada agenda kesehatan 2023 yang lebih mendasar untuk diberi perhatian, yaitu pemerataan layanan kesehatan primer dan penanganan persoalan kronis. Juga masalah penyakit tak menular. Mari kita tutup tahun 2022 ini dengan optimisme, semoga status pandemi Covid-19 bisa dicabut di tahun 2023. Kita juga berharap, semoga kegaduhan terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan bisa dicari solusinya. Belum lama ini muncul gelombang protes terhadap RUU Omnibus Law Kesehatan yang merupakan inisiatif DPR tersebut. Beberapa lembaga profesi kesehatan dan kedokteran, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), menyuarakan kegelisahannya.