Artikel

Opini


Setting Pandemic Road Map Priorities

Cowd-based economic priority should be avoided as it has the risk of worsening the pandemic — unless we are increasingly insensitive to the COVID-19 incidence and the mortality rate still showing high figures. Controlling the wild COVID-19 pandemic is admittedly not as easy as claimed — the coronavirus is even controlling us. Our entire society, nation and state inevitably have to be further restricted. Households and state budgets also have to be drained in order to survive the invasion of SARS-CoV-2. The aggression of the fiercest Delta variant continues to spread doom. For over a month, since 11 July 2021 the daily death toll has exceeded a 1,000 people a day. Also for a month, our mortality rate has become a world record. Even though — on this year’s 76th National Independence anniversary — new daily case increases declined to 20,741, the death tally remained high, reaching 1,180.

Prioritas dalam Peta Jalan Pandemi

Untuk saat ini, jangan langsung mempanglimakan ekonomi berbasis kerumunan yang berisiko memperparah pandemi. Susun dulu langkah-langkah penguatan penanganan pandemi dengan tetap mengutamakan kesehatan sesuai panduan WHO. Mengendalikan liarnya pandemi Covid-19, harus diakui tidaklah semudah mengucapkannya. Bahkan sebaliknya, virus korona-lah yang masih "mengendalikan" kita. Seluruh gerak kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara kita mau tak mau terus dibatasi. Anggaran rumah tangga individu hingga anggaran negara juga ditumpahkan, agar kita bisa bertahan dari serbuan virus SARS-Cov2. Agresi brigade varian Delta yang paling ganas saat ini, masih terus menebar maut. Sudah lebih dari sebulan, sejak 11 Juli 2021, angka kematian harian lebih dari seribu orang. Sudah sebulan pula angka kematian kita menjadi juara dunia.

Mengelola Efek Vaksinasi Korona pada Pasien Ginjal Kronis

DEMI menyusun kekebalan kawanan (herd immunity) terhadap korona atau covid-19, kelompok rentan diprioritaskan dalam vaksinasi. Baik rentan karena usia maupun karena kondisi kesehatan mereka. Orang-orang dengan penyakit bawaan diberi rambu-rambu khusus. Intinya, sebagian besar boleh divaksin dengan syarat tertentu, termasuk vaksinasi terhadap pasien penyakit ginjal kronis (PGK).  Banyak pemberitaan, terutama di medsos, tentang berbagai kejadian yang dikaitkan dengan vaksinasi. Kebanyakan sulit ditelaah karena informasinya tidak lengkap dan cenderung bombastis. Maka, sebagai upaya mengantisipasi KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi), perlu dikaji soal dampak sampingan vaksinasi covid-19, khususnya terkait PGK. Kajian ini perlu dilakukan sembari menunggu penelitian komprehensif soal KIPI dari berbagai jenis vaksin covid-19 pada pasien PGK. 

Belajar dari Bobolnya Varian Baru di Pintu Negara

Jika pemerintah serius memperketat mobilitas warganya, seharusnya juga ketat menjaga pintu gerbang masuknya warga negara asing. Sebab, inilah pintu utama masuknya virus varian baru yang datang dari luar negeri. Kebijakan ”lockdown setengah hati” itu harus menghadapi kenyataan pilu. Saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hampir usai, amukan Covid-19 justru kian menjadi-jadi. Optimisme Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai komandan untuk memimpin misi khusus menghadapi gelombang kedua Covid-19 ini meleset. Kurva bukannya manis melandai menuju target di bawah 10.000 kasus penularan per hari, melainkan malah meroket melampaui 50.000.

Setop Accidental Herd Immunity

‘SELEKSI Allah. Gusti Allah sedang memilih. Siapa lanjut hidup dan siapa yang dianggap cukup’. Ini posting-an terakhir Bambang Purwoko, dosen Fisipol dan Ketua Satgas Papua UGM di laman Facebook, Minggu (4/7), yang saat itu sedang sakit. Sepuluh hari kemudian, Mas Bambang meninggal. Semoga husnulkhatimah. Sebelumnya, almarhum sempat mem-posting kegundahannya. ‘Anomali? Wabah makin parah, tetapi jalanan dan tempat-tempat umum makin meriah’. Itulah renungan almarhum sebelum meninggal yang sangat tepat dalam menggambarkan kondisi saat ini.  Posting-an husnulkhatimah itu tepat mencerminkan kegentingan saat ini. Gelombang kedua covid-19 yang merundung negeri kita belum juga bisa dikendalikan. Presiden Jokowi sudah memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat pada 3-20 Juli dan memperpanjangnya hingga 25 Juli, dan kini diperpanjang lagi hingga 2 Agustus.