Dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia yang ditetapkan setiap tanggal 22 April, Perpustakaan Universitas Airlangga menyelenggarakan Acara “Urban Green Day”. Acara tersebut juga merupakan salah satu rangkaian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Perpustakaan Universitas Airlangga ke-62 tahun.
“Acara Urban Green Day ini ditujukan kepada kaum muda khususnya Mahasiswa Universitas Airlangga agar dapat lebih mencintai lingkungan. Acara ini juga diadakan sebagai bentuk akademisi dalam menerapkan ilmu pengetahuan untuk menyayangi bumi dan nantinya bisa diimplementasikan kepada masyarakat,” demikian kata Agung B Kristiawan, salah satu Pustakawan Perpustakaan Universitas Airlangga.
Sabtu (6/5) lalu, Perpustakaan UNAIR mengajak lebih Lebih dari 30 mahasiswa aktif UNAIR yang telah mendaftar untuk melakukan kunjungan ke salah satu kampung bersejarah di Surabaya yaitu Kampung Lawas Maspati, bertempat di Jalan Maspati, Surabaya. Sekitar Pukul 08.30, rombongan berangkat dari UNAIR menggunakan Bus Flash milik UNAIR. Sesampainya di Kampung Lawas Maspati, rombongan disambut oleh warga setempat dengan antusias.
Disana, rombongan UNAIR diajak berkeliling kampung guna melihat dari dekat apa saja yang dimiliki oleh Kampung Lawas Maspati. Rombongan berjalan mulai dari ujung kampung yang berada di jalan Bubutan hingga ujung kampung yang lain yang ada di jalan Semarang. Selama dalam perjalanan itu, terdapat beberapa warga yang bertugas sebagai pemandu tour dan menjelaskan secara lengkap kepada peserta. Salah satunya adalah cara membuat Cincau dari daun hingga siap disajikan dan pada fase sebelumnya, peserta diperlihatkan sebuah kebun Cincau yang berada di sebuah rumah kosong. Setelah lelah berkeliling, peserta diajak untuk mengenal beberapa program yang diterapkan di dalam mini seminar dan juga sharing dari peserta.
Tidak seperti kampung-kampung biasanya, kampung ini memiliki keunikan tersendiri. Bangunan-bangunan rumahnya yang masih tetap “lawas” membuat pengunjung merasa tidak sedang berada di Kota Surabaya. Tidak sedikit bangunan lawas yang masih kokoh berdiri, seoerti: Sekolah Ongko Loro, Losmen, rumah lawas milik H. Soemargono, Markas Tentara, rumah milik Raden Sumomiharjo, dan pesarean Mbah Buyut setempat. Bukan hanya bangunan rumahnya saja, warganya pun tidak hanya berasal dari satu suku saja.
“Warga yang tinggal disini juga dari berbagai suku, yaitu Jawa, Madura, Batak, dan juga Tionghoa,” Jelas Pak RW setempat saat memberikan sambutan.
Selain menjadi tepat wisata, warga di Kampung Lawas Maspati juga banyak yang memiliki usaha perorangan, seperti: berjualan dawet, jajanan stick yang berasal dari lidah buaya dan sayur pare, minuman-minuman alami yang berkhasiat dan masih banyak lagi. Selain itu, kampung ini juga memiliki spot-spot foto sangat menarik, perkebunan cincau, Rumah Daur Ulang, Bank Sampah, dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Data Penulis Berita :
Nama: Mawaddah Anindya Estiningtyas
NIM: 151511313058
Jurusan: D3 Teknisi Perpustakaan
Motivasi mengikuti UGD: Saya ingin mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh universitas maupun lembaga2 yang ada dibawahnya, karena saya sadar bahwa belajar bukan hanya di dalam kelas saja. Namun, di luar kelas juga merupakan sarana pembelajaran. Melalui kegiatan Urban Green Day ini saya sangat berharap dapat lebih dekat dengan lingkungan dan mendapatkan wawasan lebih tentang lingkungan.