#Puasa


Fakta Puasa bagi Penderita Gagal Ginjal Kronis

Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta beberapa hal yang membatalkannya. Puasa di bulan Ramadhan, jelas wajib hukumnya bagi kaum Muslim yang sehat. Selama sekitar 14 jam, umat Muslim menahan diri untuk tidak makan minum, juga menahan emosi. Bagi yang sedang tidak sehat atau dalam kondisi tertentu, puasa menjadi tidak wajib. Manfaat puasa sangatlah banyak untuk kesehatan, salah satunya bisa menjadi terapi untuk pengobatan gagal ginjal. Namun, tentu saja faktor kesehatan harus diperhatikan untuk mengambil keputusan berpuasa atau tidak. Apa yang terjadi pada tubuh ketika puasa? Bagaimana puasa dilakukan oleh penderita gagal ginjal kronis? Informasi selengkapnya bisa dibaca dalam ulasan berikut! 

Manfaat Mengejutkan Puasa di Luar Ramadhan untuk Kesehatan

Puasa Ramadhan telah selesai dilakukan oleh seluruh umat muslim dunia. Ibadah yang sudah berlangsung sejak 14 abad lalu ini terbukti menyehatkan. Penelitian menunjukkan, berpuasa menghasilkan keseimbangan nitrogen positif dan berefek menyegarkan.  Puasa di bulan Ramadhan, tubuh mengalami defisit kalori sekitar 465 kcals atau sekitar 25 persen dari asupan sehari. Hikmah puasa Ramadan adalah dengan mengatur perilaku makan, banyak komplikasi yang dapat dicegah sehingga terhindar dari penyakit. Prinsip ini pula yang bisa dijadikan dasar untuk puasa di luar Ramadhan.

Agar Terhindar Dehidrasi Saat Puasa

UNAIR NEWS – Berpuasa berarti menahan haus dan lapar dengan resiko dehidrasi sangat besar. Sebagian orang berpotensi mengalami dehidrasi saat berpuasa. Hal itu wajar saja, pasalnya orang yang berpuasa tidak mendapat asupan cairan selama sekitar 13 jam. Mengingat kebutuhan air yang dibutuhkan oleh tubuh per hari rata-rata enam hingga delapan gelas air. Selama puasa, pemenuhan kebutuhan cairan ini harus dioptimalkan pada saat sahur dan berbuka. Menurut  Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM.,  minuman yang paling tepat untuk merehidrasi tubuh adalah air putih. Hanya saja, tidak sedikit orang yang lebih memilih berbuka dengan minuman dengan rasa, seperti teh atau kopi.

'Protokol Meja Makan' Puasa era Pandemi

SUNATULLAH atau secara alamiah, tubuh manusia tidak bisa menjalankan fungsinya jika tidak ada asupan makanan. Tubuh manusia membutuhkan asupan nutrisi berupa makanan dan air yang mengandung mineral secara proporsional, agar tetap hidup dengan baik melalui dukungan penuh dari mesin homeostasis (biologi) tubuhnya. Istilah yang tepat adalah makan untuk hidup, dan jangan dibalik, agar mesin homeostasis tubuh tidak gampang menuju homeostenosis (menua). Ada kalanya tubuh sengaja dikosongkan dari asupan nutrisi dalam jangka waktu tertentu, untuk tujuan tertentu. Salah satu bentuk pengosongan nutrisi itu adalah yang disebut puasa. Jika sedang tidak puasa, tubuh membutuhkan sumber bahan bakar untuk menjalankan mesin kehidupan, agar dapat bergerak secara fisik, mental dan emosional. Rasa lapar adalah sinyal bahwa tubuh minta asupan nutrisi, minta makan.

Hikmah Medis Puasa Non-Ramadan

Rumah Ginjal - PUASA Ramadan hampir selesai. Ibadah yang sudah sudah berlangsung sejak 14 abad lalu ini terbukti menyehatkan. Penelitian menunjukkan, berpuasa menghasilkan keseimbangan nitrogen positif dan berefek menyegarkan.  Pada puasa Ramadan, tubuh mengalami defisit kalori sekitar 465 kcals atau sekitar 25 persen dari asupan sehari. Hikmah puasa Ramadan adalah dengan mengatur perilaku makan, banyak komplikasi yang dapat dicegah sehingga terhindar dari penyakit. Prinsip ini pula yang bisa dijadikan dasar untuk puasa non-Ramadan.