Sekilas Kedokteran Presisi dan Pesan Bijak


Kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat saat ini sangat memungkinkan, salah satunya pada bidang kesehatan seperti kedokteran presisi. Namun itu tetap dalam konteks mencari solusi dari suatu masalah dan ingat itu mahal bahkan tidak bijak meski hasilnya menggembirakan. Masih mahal dan bisa tidak bijak.

Data mengatakan tiap pasien memungkinkan mendapatkan penapisan yang lebih sensitif, diagnosa yang lebih tepat, tindakan medis dan pengobatan yang lebih efektif.

Pada kelompok diabetes yang paling sering menyebabkan penyakit ginjal kronis (hingga mudah jatuh stroke, serangan jantung atau gagal ginjal terminal atau kondisi berat lainnya) diketahui ada 30 persen pasien yang memiliki gula darah yang terkontrol setelah mengkonsumsi obat dan 70 persen pasien sisanya tidak terkontrol gula darahnya. Dari kacamata kedokteran presisi itu penyebabnya diketahui terkait pada  setiap orang nya memiliki respons obat yang berbeda, tidak bisa disama ratakan.  Contoh: untuk terapi inhibitor DPP 4 (dipeptidyl peptidase IV) ternyata memberikan respons yang lebih baik pada populasi Asia dibandingkan dengan Kaukasia. Respons terapi dengan obat metformin pun berbeda antara populasi Afrika-Amerika dan Eropa-Amerika. Ini menyiratkan beberapa faktor (seperti karakteristik klinis dan

Penunjang secara umum, faktor pembeda dari setiap individu yang harus dipertimbangkan dalam menyelesaikan pengelolaan suatu penyakit seperti yang dicontohkan pada diabetes. Meski semua itu adalah bentuk kabar baik namun itu tetap dalam konteks mencari solusi dari suatu masalah dan ingat itu mahal. Yang bijak pakailah prinsip lebih baik mencegah dari pada mengobati, termasuk dalam konteks menghindari penyakit ginjal kronis yang juga terkenal silent killer! Semoga kita selalu dalam lindungan-NYA.

Salam penuh berkah!

Source:
Keywords:



Comments