Artikel

Opini


Pulasara Jenazah Covid

Viral video puluhan orang memaksa mengambil jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 dari RS Mekar Sari di Bekasi (9/6). Mereka memaksa petugas membuka ruangan penyimpan jenazah. Tak sanggup menghadapi warga, petugas itu membuka ruang penyimpan jenazah. Jenazah langsung diangkat dan dibawa beramai-ramai oleh warga, meninggalkan RS. Sebelumnya (1/6), kejadian serupa terjadi di sebuah RS di Manado. Jenazah seorang pasien PDP berusia 52 tahun yang kemudian dinyatakan positif Covid-19, diambil paksa oleh keluarganya. Di Makassar pada 3 Juni, puluhan warga, banyak di antaranya bersenjata tajam, masuk ke RS Stella Maris Makassar dan memaksa mengambil jenazah pasien PDP. Petugas RS yang hendak mengambil sampel swab, gagal karena dihalangi warga. Sementara itu, di Surabaya, jenazah yang akan dimakamkan dengan prosedur Covid-19 direbut saat sudah sampai di kuburan (4/6). Padahal, sudah ada hasil tes jenazah positif Covid-19. Kejadian merebut jenazah di kuburan juga terjadi di Batam (9/6) sekitar pukul 21.00 WIB.

Key to being at Peace with Coronavirus

For more than three months, we have been struggling with the COVID-19 pandemic. The peak of the infection and death curves have not yet been visible. The broader sector of our lives is affected badly. We are increasingly forced to survive until one day a vaccine and medicine are found. We are forced to increasingly accept the presence of this virus as a reality, although it is very dangerous. This is the “order” of the new world because of COVID-19. The fields of health, the economy, social relations, political processes and work culture all change and reformat the rules of the game. The new format can be long-term, even permanent. Because, it is estimated, this coronavirus will not be destroyed at all. Its ability to spread, mutate, and adapt to it new host is very quick. The coronavirus continues to mutate to maintain its life, while humans must also survive with their immune system, which is basically very sophisticated. Therefore, a kind of invitation arises that we begin to get used to living with the coronavirus, the invisible “cunning and cruel parasite”.

Penyesuaian Proses Pendidikan Pascapandemi

BELUM lama Mendikbud Nadiem Makarim mengumumkan tahun ajaran baru akan tetap sesuai jadwal, yakni dimulai pada 13 Juli 2020. Sementara itu, soal pembukaan sekolah akan merujuk pada hasil kajian Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Meskipun sudah dijelaskan begitu, di tengah situasi pandemi yang masih mengancam ini, pengumuman ini langsung menyulut kontroversi. Banyak pihakmenentang jika ada rencana membuka sekolah pada tahun ajaran baru ini.  Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) langsung bereaksi menganjurkan untuk menunda dulu pembukaan sekolah. IDAI memperhatikan jumlah kasus covid-19 yang masih terus bertambah. Dari melonggarnya pelaksanaan PSBB di lapangan, kemungkinan akan terjadi lonjakan jumlah kasus kedua, hingga masih sulitnya menerapkan pencegahan infeksi pada anak-anak. Atas dasar itu, IDAI melalui pernyataan resminya, Sabtu (30/5), mengeluarkan beberapa poin anjuran. 

Kunci Berdamai dengan Korona

Virus korona terus bermutasi untuk pertahankan hidupnya, sementara manusia juga harus bertahan hidup dengan sistem imunnya yang sangat supercanggih. TI jsalah satu tulang punggung penanggulangan Covid-19.   Sudah lebih dari tiga bulan kita bergelut seru dengan pandemi supervirus Covid-19. Kurva infeksi dan kematian belum juga terlihat puncaknya. Makin luas sektor kehidupan kita yang kena dampak buruk. Kita makin dipaksa untuk bertahan sampai suatu saat nanti ditemukan vaksin dan obat penangkalnya. Kita dipaksa makin hari bisa menerima kehadiran virus ini sebagai suatu kenyataan meski sangat membahayakan. Inilah ”tatanan” dunia baru gara-gara Covid-19. Bidang kesehatan, ekonomi, pergaulan sosial, proses politik, budaya kerja, semua berubah dan memformat ulang aturan mainnya. Format baru itu bisa jadi akan jangka panjang, bahkan permanen. Sebab, diperkirakan, supervirus ini tak akan bisa musnah sama sekali. Kemampuannya menyebar, bermutasi, dan beradaptasi dengan inang barunya sangat gesit.

Terobosan dari Pemetaan Mutasi Covid-19

SUPERVIRUS covid-19 makin jelas sosoknya. Menristek-Dikti Bambang Brodjonegoro mengumumkan tipe virus korona penyebab wabah covid-19 yang beredar di Indonesia ternyata berbeda dengan tiga tipe lainnya yang beredar di dunia. Kesimpulan itu merupakan hasil analisis Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), lembaga kerja sama pemerintah Jerman dengan LSM untuk mempelajari data genetika virus. GISAID menganalisis tiga urutan genom yang dikirim dari Indonesia oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman. Menristek menjelaskan hal itu dalam rapat kerja gabungan Komisi VI,VII dan IX DPR secara virtual, Selasa (5/5) lalu. Untuk pemahaman awam, genom (genome) adalah keseluruhan informasi genetik (berupa asam nukleat) yang dimiliki satu sel atau organisme. Inilah pertama kalinya total urutan genom SARS-Cov-2 dari isolat di Indonesia yang panjangnya 29 ribu basa didaftarkan ke GISAID.