#nobel
Penghargaan Nobel dan Tren Riset Favorit
- Opini
- /
- 09/12/2024
Jika riset genomik dan AI menjadi tema riset favorit di negara maju, apakah ilmuwan kita juga mengikutinya? Pada Oktober lalu, Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia memberikan Hadiah Nobel 2024 untuk kategori Kedokteran-Fisiologi, Kimia, Fisika, Sastra, dan Perdamaian. Melihat pemenang Nobel kategori Kedokteran, Fisika, dan Kimia, tampak ada kemajuan pesat pada riset genomik dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan ini menjadi pendorong kemajuan teknologi di bidang medis dan kesehatan. Apa yang bisa kita pelajari dari penerima Nobel ini? Terobosan baru Nobel Kedokteran-Fisiologi diberikan kepada Victor Ambros dan Gary Ruvkun dari Amerika Serikat. Keduanya dinilai berjasa atas temuannya bahwa mikro-RNA berperan dalam mengatur aktivitas gen pascatranskripsi. Lewat temuan ini terbuka peluang pengembangan cara baru pengobatan berbagai penyakit, termasuk kanker dan autoimun.
The Nobel Prize and Our Minimal Research Budget
- Opini
- /
- 09/11/2023
The complaints of our academics and researchers are that they are often bothered with administrative matters rather than the substance of their research. Recently the winners of the 2023 Nobel prize were announced. Jon Fosse won the Nobel for literature; Katalin Kariko and Drew Weissman for medicine; Pierre Agostini, Ferenc Krausz, and Anne L’Huillier for physics; Moungi G Bawendi, Louis E Brus, and Alexei I Ekimov for chemistry; and Narges Mohammadi for peace. The announcement of this year's Nobel Prize coincides with the news of the failure of the Indonesian badminton team at the Asian Games in Hangzhou. This nationally beloved sports team has been unable to win even a single medal, not even bronze.
Hadiah Nobel dan Minimnya Anggaran Riset Kita
- Opini
- /
- 07/11/2023
Keluhan para akademisi dan periset kita, selama ini sering direpotkan urusan administrasi daripada substansi risetnya. Belum lama ini diumumkan para pemenang hadiah Nobel 2023. Jon Fosse memenangi Nobel untuk sastra; Katalin Kariko dan Drew Weissman untuk kedokteran; Pierre Agostini, Ferenc Krausz, dan Anne L’Huillier untuk fisika; Moungi G Bawendi, Louis E Brus, dan Alexei I Ekimov untuk kimia; dan Narges Mohammadi untuk perdamaian. Pengumuman hadiah Nobel tahun ini bersamaan waktunya dengan berita gagalnya tim bulu tangkis Indonesia di Asian Games, Hangzhou. Tim cabang olahraga kebanggaan Indonesia selama puluhan tahun ini gagal total meraih medali sekeping pun, bahkan sekadar perunggu.
Accelerating National Research in 2022
- Opini
- /
- 05/01/2022
We have just left 2021 and entered 2022. We all hope that the Covid-19 pandemic can be more under control, the economy grows evenly, and we can achieve progress in all fields. We also hope that academics and scientists will continue to conduct research in all fields to catch up with the progress that we have not yet achieved. Research is the foundation of a nation's progress, and one of the benchmarks for research progress is the achievement of the Nobel Prize. The Nobel Prize is a great honor for scientists, writers and humanitarian fighters. So far, the Nobel prizes for the fields of Physics, Chemistry, Biology, Medicine and Economics have always been dominated by scientists from European countries and the United States (US). Only recently have scientists from developed Asian countries such as Japan, South Korea or Israel won the Nobel Prize as well.
Memasuki 2022 dengan Memacu Riset Nasional
- Opini
- /
- 04/01/2022
BARU saja kita meninggalkan 2021 dan memasuki 2022. Kita semua berharap semoga pandemi covid-19 bisa semakin terkendali, ekonomi tumbuh merata, dan kita raih kemajuan di semua bidang. Kita juga berharap agar para akademisi dan ilmuwan terus melakukan riset di segala bidang untuk mengatasi ketertinggalan kita. Riset ialah fondasi kemajuan bangsa dan salah satu benchmark kemajuan riset ialah pencapaian hadiah Nobel. Meraih hadiah Nobel ialah kehormatan besar bagi ilmuwan, satrawan, dan pejuang kemanusiaan. Sejauh ini, untuk penghargaan Nobel untuk bidang fisika, kimia, biologi, kedokteran, dan ekonomi selalu didominasi ilmuwan dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Baru belakangan, mulai disusul ilmuwan dari negara Asia yang maju, seperti Jepang, Korea Selatan (Korsel), atau Israel.