Artikel

Berita


Gemuk? Awas Kena Ginjal Kronik!

Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor risiko penyebab penyakit ginjal kronik. Timbunan lemak karena kegemukan dapat mengganggu lapisan pembuluh darah. Berarti pula, berpotensi mengganggu ginjal yang notabene merupakan gelung darah.

Mayoritas Gagal Ginjal Tak Tertangani

Sekitar 90 persen penderita gagal ginjal di Indonesia belum tertangani dengan baik. Budaya asuransi di negara ini masih rendah. Padahal, biaya pengobatan gagal ginjal sangat besar dan harus dilakukan seumur hidup. Akibatnya, karena alasan biaya, banyak penderita gagal ginjal tidak menjalani pengobatan sebagaimana mestinya. Faktor lain, tidak banyak perusahaan asuransi yang bersedia menanggung pengobatan penderita gagal ginjal.           

Tetap Produktif dengan Satu Ginjal

Pada umumnya manusia mempunyai dua ginjal. Namun, ada juga manusia yang harus hidup dengan satu ginjal. Penyebabnya bisa karena ia dilahirkan hanya dengan satu ginjal. Bisa pula lantaran ia kehilangan satu ginjalnya akibat penyakit, kecelakaan, atau didonorkan kepada orang lain.

Cangkok Ginjal Jadi Solusi Total

Banyak orang masih menganggap cuci darah merupakan solusi masalah gagal ginjal. Padahal, seperti dijelaskan ahli ginjal dr Djoko Santoso SpPD K-GH PhD dalam talkshow di radio JJFM, Kamis (4/10), cuci darah hanya menyelesaikan masalah gagal ginjal yang bersifat mekanik. Cuci darah alias hemodialisis tidak bisa menggantikan masalah metabolik. “Solusi total terhadap penderita gagal ginjal adalah menjalani cangkok ginjal. Masalahnya, cangkok ginjal tidak mudah dilakukan. Selain ketersediaan dana, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi pendonor maupun resipien (penderita gagal ginjal yang akan menerima ginjal baru, red.),” ujar dr Djoko.             Pendonor dan resipien tidak boleh mengidap TBC, tumor, dan kanker. Infeksi yang bersifat kronis di daerah pembuluh darah pantang terjadi. Karies gigi yang sepintas tak berhubungan dengan ginjal pun harus dibersihkan.

Gangguan Ginjal Mungkin tanpa Gejala

Gangguan terhadap fungsi ginjal mungkin terjadi tanpa gejala dan hanya bisa dideteksi melalui tes urine. Karena itu, tak ada salahnya seseorang melakukan tes urine untuk mengetahui kondisi ginjalnya.