Mengenal sekilas suatu sindrom Cardio Renal

Sindrom Cardio-Renal dapat terjadi akibat disfungsi ginjal atau jantung. Namun sebelum melangkah lebih jauh, penting di ketahui tentang istilah tersebut. Kata sindrom mengarah suatu kumpulan gejala. Sedang kata Cardio artinya Cardiac atau jantung, sedangkan renal artinya ginjal. Jadi sindrom cardio renal adalah suatu kumpulan gejala yang ditimbulkan dari gangguan fungsi/struktur dari kedua organ, jantung dan ginjal. Misalnya terdapat gejala sesak nafas dengan tambahan bengkak, lelah, mual dan lainnya. Kedua organ itu sangat saling terkait dan saling berinterkasi, sehingga harus dikuasai oleh para klinisi di tempat praktiknya. Kepiawaian untuk hal itu sangat berarti untuk pasien yang ditanganinya. Sekali lagi, interaksi yang kompleks ini memerlukan pendekatan yang sesuai untuk mengelola patofisiologi dasar sambil mengoptimalkan gejala yang dialami pasien sehingga hasil terbaik dapat diperoleh.
Pasien dirawat di rumah sakit sering karena mengalami tanda dan gejala kongesti. Kelebihan cairan adalah penyebab tersering pasien dirawat inap kembali. Manajemen cairan sangat penting dalam strategi pengobatan pasien gagal jantung. Kejelasan status cairan perlu diketahui, tetapi nilai target harus ditetapkan sesuai dengan indikator objektif dan biomarker. Setelah kelebihan cairan diidentifikasi, cara penghilangan cairan baik dengan terapi diuretik maupun terapi ekstrakorporeal harus dilakukan dengan hati-hati.
Saat memberikan terapi, pemantauan harus dilakukan dengan baik untuk mencegah efek yang tidak diinginkan seperti memburuknya fungsi ginjal atau komplikasi lainnya. Ruang untuk hidrasi optimal bagi pasien gagal jantung sangat sempit. Overhidrasi dapat mengakibatkan peregangan miokard dan potensi dekompensasi. Dehidrasi yang tidak tepat atau pengurangan relatif volume darah sirkulasi dapat menyebabkan kerusakan organ jauh akibat perfusi tidak adekuat. Merefer dari penguasaan patofisologis yang baik maka di sarankan untuk menggunakan pendekatan "5B", yang artinya balance of fluids (reflected by body weight), blood pressure, biomarkers, bioimpedance vector analysis, and blood volume (keseimbangan cairan (tercermin dari berat badan), tekanan darah, biomarker, analisis vektor bioimpedansi, dan volume darah). Dengan berpatokan pada parameter tersebut, masalah terpenting yang mempengaruhi gejala dan hasilnya dapat ditangani.
Selanjutnya, pasien menerima perawatan terbaik sambil menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Keilmuan ini sebagian di ambil dari Nephrol 32:129-141 © 2012 Elsevier Inc. Hak cipta dilindungi undang-undang.
Sumber gambar: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1625/apa-itu-cardiorenal-syndrome