#Gagal Ginjal Kronis


Jangan Remehkan Gatal Pada Gagal Ginjal Kronis

Rumah Ginjal - Tutwuri.id – Sebagaimana diketahui bahwa kasus gagal ginjal kronis hingga saat ini sangat tinggi baik itu di level nasional maupun global; bahkan trennya pun cenderung meningkat terus. Ngerinya lagi, hal ini juga diikuti oleh berbagai penyulit penyerta yang salah satu di antaranya berupa kasus gatal yang sering membandel.   Secara epidimiologi angka kasus gatal ini bervariasi, setidaknya 40% pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir mengalami gatal dengan derajat sedang-berat. Berdasar negara prevalensi gatal (pruritus) yang berderajad sedang-berat ditemukan 36% di Prancis, 50% di Inggris, Jepang dari 20% hingga 70%. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yamada et al., kasus gatal dilaporkan sebesar 66,9% pasien cuci darah, dan di antaranya tersebut ada 41,2% yang memiliki gangguan tidur terkait gatal.   Umumnya bentuk keluhan gatal (yang dari penderita gagal ginjal) sangat mendorong kebutuhan kuat untuk menggaruknya. Padahal kejadiannya begitu sangat sering sehingga bisa dibayangkan bagaimana kompleksnya problem tersebut. Faktor yang menerangkan gatal yang membandel, selain faktor keringnya kulit dan abnormalnya saraf, juga dari timbunan garam calsium phosphat yang mendasari gambaran dalam bentuk jerawat pada kulitnya yang gatal.

Mengingat Sekelumit Gagal Ginjal Kronis

Rumah Ginjal - Tutwuri.id – Fakta di lapangan bahwa gagal ginjal kronis (GGK) itu sangatlah umum, berbahaya lagi, namun dapat dicegah dan diobati. Kejadiannya demikian tinggi, hampir tiap 10 orang dewasa ada 1 orang yang menderita penyakit ini. Dan jika sudah terkena, mereka akan berisiko tinggi terhadap serangan jantung atau stroke. Ketika terserang dan bisa bertahan hidup, tentu mereka terampas hak hidupnya. Bahkan ngerinya lagi untuk kedepannya dari kehidupan mereka, saat kapan saja mereka bisa beresiko mati mendadak, atau masuk ICU karena terserang sesak hebat, infeksi berat, kejang-koma. Jika masih bisa diselamatkan, umumnya fisik mereka jauh menurun hingga tidak bisa mandiri lagi. Keluarganya seperti anak istri-suami pun juga ikut menanggung derita, semua aktivitas dan agenda kehidupannya tidak akan berjalan dengan baik bahkan kalang kabut. Maka dari itu menjadi wajar bahwa penyakit ini tergolong suatu penyakit yang sangat mengancam kesehatan masyarakat yang tidak saja nasional bahkan level global. Lain itu, penyakit ini juga tidak pandang usia, ras, status sosial maupun negara mana saja mereka berada. Namun umumnya, frekuensi kejadian semakin sering (dan cenderung jelek) berasal dari kelompok ekonomi yang kurang beruntung dan pola hidup yang acak-acakan.

Determiner of Poor Sleep Quality in Chronic Kidney Disease Patients Links to Elevated Diastolic Blood Pressure, hs-CRP, and Blood-count-based Inflammatory Predictors

Rumah Ginjal - BACKGROUND: Sleep deprivation is strongly associated with cardiovascular disease (CVD) via sympathetic overstimulation and systemic inflammation in general population. However, the significance of poor sleep quality in chronic kidney disease (CKD) is still underexplored. METHODS: This study assessed the sleep quality of 39 with non-dialysis CKD (ND CKD) patients and 25 hemodialysis CKD (HD CKD) patients using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire. Poor sleeper was defined as individual with PSQI > 5.

Mengenal Penyakit Ginjal Kronik Pada Orang Tua

Tutwuri.id – Di antara kehidupan kita ini, umumnya dijalani 3 tahapan siklus kehidupan dimulai fase bayi/anak, dewasa dan tua. Dalam hal fisik tubuh yang berkesempatan hidup hingga usia lanjut, adalah keniscayaan dari fisik tubuhnya untuk senantiasa mengikuti hukum alam. Rambut akan memutih, jalan berpola membungkuk, mudah lupa hingga pikun, ketajaman penglihatan menurun, berisiko gampang jatuh, ompong dan masih banyak lainnya. Itu semua adalah bagian dari proses menua dan tentu tidak bisa ditolak. Gampangannya, semua organ akan berjalan menua dengan kekuatan dari fungsinya yang secara fisiologi juga menua termasuk organ ginjal sekalipun. Kondisi ginjal menua sering berisiko terkena gagal ginjal kronis. Lalu bagaimana penjelasan lengkapnya. Normalnya, dengan menggunakan pengukuran tertentu, umumnya didapatkan fungsi organ ginjal ada pada kisaran 100 cc/menit. Namun seiring dengan berjalannya siklus kehidupan manusia, fungsi ginjal akan menjadi 60 cc/menit saat masuk ke usia lanjut bahkan berjalan menurun lagi sesuai kurve fisiologis. Menurunnya fungsi ginjal ke 60 cc/menit tersebut tetap tergolong proses normal karena ada pada mekanisme proses penuaan.

Menapis Massal, Mencegah Gagal Ginjal

Ketidaktahuan bisa membawa bahaya (dan biaya) berganda. Banyak kalangan di masyarakat tidak mengenal apa itu penyakit gagal ginjal kronis (GGK). Tidak hanya di Indonesia, tetapi di banyak negara maju sekalipun. Kita baru mengetahui GGK setelah ada orang di dekat kita harus cuci darah rutin. Untuk memperpanjang "nyawa", GGK jelas menghabiskan biaya tinggi, kerap menguras harta hasil jerih payah. Ini memang penyakit berbahaya dan mahal. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian itu meningkatkan secara eksponensial risiko kematian pada GGK itu. Penurunan fungsi ginjal bisa berlanjut dengan kelipatan hingga 100 kali lebih tinggi ketika berada tahap gagal ginjal terminal dibandingkan yang tahap awal yang hanya dua hingga empat kali.