#Gagal Ginjal Kronis


Obesitas Bisa Merusak Ginjal

Pada topik kali ini, akan dibahas mengenai kondisi berat badan berlebih yang dapat mencetuskan kerusakan ginjal permanen atau penyakit ginjal kronis (PGK). Berat badan berlebih atau yang dikenal dengan obesitas telah menjadi penyakit epidemi di seluruh dunia dan diprediksi akan meningkat sebanyak 40% jumlahnya dalam sepuluh tahun ke depan. Layaknya kurang gizi, obesitas juga merupakan suatu gangguan gizi yang diakibatkan gangguan asupan yang berlebihan maupun gangguan hormon di dalam tubuh. Oleh karena hal tersebut gangguan yang dimaksud akan mempengaruhi jalannya organ lain di tubuh secara keseluruhan termasuk ginjal kesayangan kita. Menurut definisi, obesitas didasarkan pada body mass index (BMI) yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badannya (dalam meter).

Sarcopenia pada Gagal Ginjal Kronis

Di era pandemi semua aspek kehidupan terguncang oleh karena COVID-19 termasuk aspek kesehatan. Tanpa memandang perjalanan pandemi menuju endemi yang jelas penambahan kasus COVID-19 tetap dipermudah munculnya dari kelompok komorbid termasuk penyakit ginjal kronis (PGK). Dalam hal munculnya komorbid, PGK dalam perkembangannya juga bisa menghasilkan komorbid seperti munculnya penyakit jantung koroner, stroke, malnutrisi, dan lain-lainnya. Dalam hal malnutrisi sebagaimana yang pernah disebutkan dalam artikel-artikel sebelumnya, malnutrisi sesungguhnya mempunyai perspektif yang luas termasuk sarcopenia. Kasus sarcopenia sering didapatkan pada kelompok usia lanjut baik karena murni proses agingnya maupun karena suatu penyakit kronis termasuk PGK. Istilah sarcopenia sendiri hingga saat ini di Indonesia masih belum populer yang mungkin karena terdominasi oleh komorbid lainnya. Namun pada kenyataannya sesungguhnya bukan demikian. Kondisi tersebut juga bisa memberikan dampak besar pada kesehatan secara keseluruhan. 

Perlukah Vitamin D pada Gagal Ginjal Kronis?

Pada era pandemi COVID-19, salah satu vitamin yang marak digunakan oleh masyarakat adalah vitamin D. Sumber vitamin D didapatkan dari dua hal, yaitu paparan sinar ultraviolet B dan makanan/suplementasi. Vitamin D menunjukkan efek benefisial pada kesehatan jantung dan pembuluh darah, tulang, gigi, membantu mempertahankan sistem imun, serta memiliki efek yang positif pada ginjal.  Ginjal memiliki peranan penting untuk sintesis vitamin D dalam tubuh manusia. Ginjal mengubah vitamin D menjadi bentuk vitamin D aktif sehingga dapat digunakan dalam tubuh. Pada penderita gagal ginjal kronis, ginjal tidak dapat mengubah vitamin D menjadi aktif, sehingga tubuh menjadi kekurangan vitamin D. Oleh sebab inilah tidak jarang kita mendapati orang dengan gagal ginjal kronis juga menderita defisiensi vitamin D. 

Mengenal Malnutrisi pada Gagal Ginjal Kronis

Pasien dengan penyakit ginjal kronis itu sering mengalami malnutrisi (sekitar 20-50% dari berbagai derajat penyakit ginjal kronis), suatu kondisi yang mengarah pada pengertian kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya penyerapan oleh usus (absorbsi) atau kehilangan besar nutrisi/gizi. Jadi disini tidak mengikutkan malnutrisi  yang mengarah pada kelebihan gizi (overnutrition). Kondisi demikian tidak sekadar hanya terkait gangguan asupan makanan saja, namun lebih dari itu. Penyebabnya begitu kompleks, namun yang jelas diawali dari adanya gangguan fungsi ginjal atau penyebab penyakit dasar dari rusaknya ginjal seperti aktifnya penyakit kencing manis, penyakit kronis lainya termasuk penyakit auto-imun bahkan kombinasi dari keduanya. Dari sinilah tubuh akan mengalami ganggguan yang bersifat sistemik yang artinya efek ini terjadi di seluruh tubuh. 

Mengelola Efek Vaksinasi Korona pada Pasien Ginjal Kronis

DEMI menyusun kekebalan kawanan (herd immunity) terhadap korona atau covid-19, kelompok rentan diprioritaskan dalam vaksinasi. Baik rentan karena usia maupun karena kondisi kesehatan mereka. Orang-orang dengan penyakit bawaan diberi rambu-rambu khusus. Intinya, sebagian besar boleh divaksin dengan syarat tertentu, termasuk vaksinasi terhadap pasien penyakit ginjal kronis (PGK).  Banyak pemberitaan, terutama di medsos, tentang berbagai kejadian yang dikaitkan dengan vaksinasi. Kebanyakan sulit ditelaah karena informasinya tidak lengkap dan cenderung bombastis. Maka, sebagai upaya mengantisipasi KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi), perlu dikaji soal dampak sampingan vaksinasi covid-19, khususnya terkait PGK. Kajian ini perlu dilakukan sembari menunggu penelitian komprehensif soal KIPI dari berbagai jenis vaksin covid-19 pada pasien PGK.