Hipertensi Pada Lansia: ISH, Faktor Risiko, Penanganan
Lansia adalah golongan orang lanjut usia dengan usia di atas 60 tahun. Menurut data statistik 2019, Jumlah lansia di Indonesia mencapai sekitar 25 juta jiwa. Pada usia ini, lebih separuh dari populasinya mempunyai tekanan darah yang lebih dari normal. Hal ini yang mempermudah terjadinya risiko penyakit jantung pembuluh darah, termasuk utamanya otak dan ginjal.
Kenaikan tekanan darah pada orang tua dipandang sebagai konsekuensi dari proses penuaan. Sementara itu, yang dimaksud dengan hipertensi pada lansia adalah: seseorang dengan usia lebih dari 60 tahun yang mempunyai tekanan darah sistolik konsisten tinggi (140 mmHg atau lebih) dengan tekanan diastolik dalam batas normal (lebih rendah dari 85 mmHg). Kondisi ini umum disebut isolated systolik hypertension (ISH).
Bagimana pendekatan kasus hipertensi lansia dalam kondisi ISH? Faktor risiko apa saja yang mempengaruhi di masa penuaan? Serta cara apa yang efektif untuk menanganinya? Cari tahu penjelasannya di artikel berikut!
Pendekatan Kasus Hipertensi pada Lansia (ISH)
ISH (Isolated Hypertension Systolic) adalah kondisi yang sering terjadi pada usia tua dimana tekanan darah sistol meningkat disertai dengan meningkatnya tekanan darah diastol. ISH dapat berkembang dari riwayat hipertensi esensial kronik atau akibat penurunan elastisitas arteri pada orang yang normotensive (sistolik<120 mmHg; diastolik<80 mmHg).
Hipertensi dialami 2/3 dari mereka yang berusia di atas 60 tahun dengan tekanan darah tinggi. Dulu ISH dimengerti sebagai akibat penuaan yang tidak berbahaya, namun dekade belakangan ini banyak penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah yang lebih dari normal akan mudah mengalami risiko penyakit kardiovaskular.
Hipertensi yang terjadi pada individu lanjut usia mempunyai kemungkinan banyak problem medis, seperti tingginya risiko stroke, payah jantung, atau paling tidak kualitas jantung menurun yang terkait dengan proses penuaannya. Apalagi problem lain yaitu mempengaruhi organ ginjal sebagai pengatur stabilitas tekanan darah juga dalam sekelompok yg terkait dengan proses penuaannya juga.
Faktor Risiko Usia Lansia
Pada usia tua, banyak faktor risiko lain sebagai konsekuensi proses penuaan alamiah, dan karenanya akan meningkatkan kemungkinan hipertensi. Yang dimaksud faktor risiko tersebut seperti:
- Keturunan hipertensi (genetik hipertensi)
- Gaya hidup yang tidak seimbang
- Kolesterol yang tinggi
- Hipertensi itu sendiri dan lain-lain seperti salah satunya, Diabet atau konsumsi obat steroid atas indikasi tertentu.
Semua risiko di atas bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit jantung (bisa berupa payah jantung, serangan jantung), stroke, atau aneurisma aorta (mengembungnya suatu pembuluh darah terbesar dalam tubuh).
Dari faktor faktor tersebut, hipertensi menjadi faktor risiko utama untuk penyakit jantung-pembuluh darah pada orang tua. Meskipun demikian, fakta yang lainnya bukan berarti dapat dilupakan. Pengendalian faktor risiko apapun dalam hal ini tetap menguntungkan.
Baca juga: 8 Tips Pola Hidup Sehat Cegah Hipertensi dan Diabetes
Cara Menangani Hipertensi pada Lansia

Sumber Gambar: Orami
Usia tua atau lansia memang masa yang terkenal rawan munculnya penyakit akibat masa penuaan, salah satunya hipertensi. Sesengguhnya penyakit ini dapat ditangani dengan mudah jika penderitanya rutin melakukan hal berikut.
1. Periksalah tekanan darah secara teratur
Cek tekanan darah dilakukan sekurangkurangnya 6 bulan sekali. Jika hasilnya lebih tinggi dari 140 mmHg, maka pemeriksaan diulang beberapa kali lebih sering agar dapat diantisipasi sedini mungkin. Pada tingkat ini, di samping pola hidup sehat, terapi obat harus dimulai.
2. Berkunjunglah ke dokter hingga mendapat obat-obatan
Cara kedua ini harus dilakukan, sebab hanya melalui dokterlah kita dapat mengetahui diagnosis hipertensi yang kita idap. Untuk mengendalikan hipertensinya, ikuti petunjuk pemakaian obatnya. Cermati faktor gaya hidup yang meningkatkan risiko hipertensi, diantaranya: merokok, obesitas, diet tinggi natrium, minum alkohol, kurang berolahraga, kondisi stres.
Baca juga: Ketahui Faktor Risiko Hipertensi yang Sering Diabaikan
3. Terapi mengurangi komplikasi
Terapi dapat berguna mengurangi kejadian komplikasi hipertensi. Meskipun demikian, keputusan menerapi dan pemilihan terapi sangatlah individual, termasuk memperhatikan umurnya, level tekanan darah, dan masalah medis lain. Pengobatan apapun yang telah diterima, dan seberapa baik dalam mentoleransi pengobatan hipertensi adalah bagian dari risiko suatu keputusan yang sudah disepakati.
Usia lansia adalah masa emas, tidak semua orang bisa merasakan masa tersebut. Oleh karena itu, sayangi tubuh kita sedini mungkin agar terhindar dari penyakit yang mempengaruhi masa penuaan kelak. Sehat, aktif, dan produktif adalah kunci utama kesehatan.
Featured Image Source: Top Metro News
Source:
- Tags:
- Hipertensi
- Darah Tinggi
- orang tua
- Lansia
- ISH
Keywords:
Hipertensi, Lansia, Orang Tua, Darah Tinggi, ISH, Hipertensi pada Lansia, Komplikasi Hipertensi, Tekanan Darah, Penanganan Hipertensi, Faktor Risiko Lansia, Isolated Hypertension Systolic, Sistolik, Diastolik
Hipertensi, Lansia, Orang Tua, Darah Tinggi, ISH, Hipertensi pada Lansia, Komplikasi Hipertensi, Tekanan Darah, Penanganan Hipertensi, Faktor Risiko Lansia, Isolated Hypertension Systolic, Sistolik, Diastolik
All Comments (0)