Organ-organ yang Menjadi Sasaran Hipertensi

Organ adalah sekumpulan jaringan yang membentuk suatu fungsi tertentu. Letak organ dibagi menjadi 2, yakni organ dalam dan luar. Hipertensi cenderung menyasar ke organ dalam seperti jantung, otak, dan ginjal.
Sebagian besar efek buruk hipertensi dapat dicegah jika tekanan darah dipertahankan ke tingkat normal dengan pendekatan farmako terapi (terapi obat-obatan) dan life style. Pendekatan tersebut termasuk pengendalian kebiasaan merokok, hiperkolesterolemia, dan diabetes.
Apa saja organ-organ yang menjadi sasaran hipertensi? Bagaimana organ tersebut menjalankan fungsinya jika telah dirusak akibat hipertensi? Jangan kemana-kemana, baca artikel di bawah ini sampai habis!
6 Organ Sasaran Hipertensi
Menurut Buku Membonsai Hipertensi dari ahli ginjal UNAIR, Prof. Ahli Ginjal FK UNAIR, Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD., KGH., PhD., FINASIM. Terdapat 6 organ yang menjadi sasaran hipertensi, yaitu:
- Jantung
- Pembuluh darah koroner
- Pembuluh arteri tubuh lainnya
- Otak
- Ginjal
- Mata
Pembahasan tiap organ diatas, akan dibagi menjadi 3 segmen atau artikel. Artikel pertama kali ini, membahas organ yang diserang hipertensi yaitu pada Organ Jantung dan Pembuluh Darah Koroner.
1. Jantung
Sumber Gambar: Medical News Today
Jantung akan membesar ketika ia harus memompa melawan tekanan lebih tinggi dari standar normalnya. Meskipun jantung dapat mengatasi problem ini sekalipun untuk jangka waktu lama, namun pada akhirnya ia akan gagal bekerja.
Ketika hal ini terjadi, maka ada kecenderungan akumulasi cairan, yang bisa dibuktikan adanya bengkak di kaki maupun paru menjadi ”penuh berisi air”. Kondisi ini terjadi karena gagal jantung.
Bengkak kaki yang dialami akan khas, yaitu semakin sore bengkaknya semakin kelihatan jelas dan ketika yang bersangkutan masuk fase tidur maka beberapa jam kemudian dia akan terbangun beberapa kali karena harus kencing.
Paginya bengkak menghilang, namun siangnya kelihatan bengkak kembali. Kondisi ini kalau tidak diobati akan semakin parah. Yang tadinya saat tidur malam terbangun karena kencing, menjadi terbangun karena sesak, dan dia tidak berani tidur lagi. Kalaupun tidur, posisinya duduk hingga terbangun pagi harinya dengan kaki semakin bengkak.
Kondisi ini mencerminkan jantung betul-betul sulit menjalankan fungsinya sebagai organ pemompa darah. Mulanya sesak ketika sedang beraktivitas dan pada akhirnya saat istirahat pun susah bernapas. Kondisi ini dikenal sebagai gagal jantung kongestif.
Baca Juga: 6 Fungsi Ginjal Manusia dan Bagian Organ Ginjal
2. Arteri Koroner (Pembuluh Darah Koroner)
Sumber Gambar: Medicastore
Hipertensi mempercepat penumpukan lemak (plak) dalam arteri sehingga timbul penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Jika arteri pemasok darah ke otot jantung tersumbat otot jantung akan kekurangan oksigen sehingga dapat terjadi serangan jantung dan sering menyebabkan kematian.
Ketika tekanan darah meningkat, jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk mempertahankan aliran darah ke jaringan. Karena harus terus memompa darah dengan hambatan yang makin besar, lambat laun otot jantung akan menjadi gemuk (membengkak).
Ketika arteri koronaria menjadi sempit, oksigen yang terbawa oleh darah ke jantung awalnya hanya cukup untuk bekerja. Pada suatu saat kondisi tersebut menurun hingga yang bersangkutan merasakan sensasi mendapat beban tekanan, sesak atau berat di dada, lengan atau rahang selama 5 menit dan menghilang dengan istirahat.
Nyeri semacam itu dinamakan angina pectoris atau angina. Awalnya, sensasi ini terjadi hanya saat latihan atau kerja berat. Lambat laun, ia akan terjadi dengan sedikit aktivitas atau dengan emosi yang terlalu gembira atau marah.
Kondisi angina menggambarkan aliran darah ke jantung mulai menurun. Sering dengan hanya menurunkan tekanan darah ke level normal, hal tersebut dapat menghilangkan angina karena kerja jantung berkurang.
Namun jika aliran darah ke bagian jantung terhalang lebih berat akan terjadi kerusakan permanen dari otot jantung. Hal ini dikenal sebagai serangan jantung atau infark miokard atau thrombosis koroner.
Tanda klinis berupa nyeri dada dengan durasi waktu lebih lama daripada yang disebabkan angina (biasanya, sekurang-kurangnya 15 menit dan sering lebih lama) dan juga diikuti mual dan muntah.
Serangan jantung dapat fatal, namun jika seseorang dapat datang ke rumah sakit tepat waktu, maka peluang sembuh akan lebih besar. Semoga kita selalu menyayangi organ tersebut supaya terjaga baik fungsinya.
bersambung....
Artikel selanjutnya: Organ-organ yang Menjadi Sasaran Hipertensi (2)
Source: http://rumahginjal.id/rumah-ginjal-membonsai-hipertensi
Keywords:
Hipertensi, Darah Tinggi, Buku Hipertensi, Organ, Jantung, Arteri, Organ Sasaran Hipertensi, Arteri koroner, pembuluh darah koroner, organ jantung, gagal jantung, gagal jantung kongestif, aterosklerosis, serangan jantung, angina, angina pectoris.
Hipertensi, Darah Tinggi, Buku Hipertensi, Organ, Jantung, Arteri, Organ Sasaran Hipertensi, Arteri koroner, pembuluh darah koroner, organ jantung, gagal jantung, gagal jantung kongestif, aterosklerosis, serangan jantung, angina, angina pectoris.
All Comments (0)